Rabu, 11 Februari 2009

Metamorfosa

PENYELAMATAN BEKANTAN
(Nasalis larvatus)
DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU KAGET
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

  1. PENDAHULUAN

    Kawasan Cagar Alam Pulau Kaget ditetapkan sesuai SK. Menteri Pertanian No. 701/Kpts/Um/11/1976 tanggal 6 Nopember 1976 dengan luas 85 Ha. Luas Pulau Kaget seluruhnya adalah 267 Ha dan 182 Ha dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan persawahan.

    Antara Kawasan Cagar Alam dengan lahan persawahan milik masyarakat dibatasi alur sungai kecil yang membentang dari Timur ke Barat. Pertimbangan Utama ditetapkannya Cagar Alam Pulau Kaget tersebut ialah karena adanya satwa Bekantan (Nasalis larvatus) sebagai salah satu jenis binatang liar yang telah dilindungi undang-undang hidup dikawasan tersebut.

    Berdasarkan batas wilayah administrasi pemerintahan, Kawasan Cagar Alam Pulau Kaget termasuk dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Kuala, Kecamatan Tabungamen, Kelurahan Tabungamen Muara. Walaupun demikian, Cagar Alam Pulau Kaget jaraknya lebih dekat dari Kota Madya Banjarmasin dibandingkan dari Kota Marabahan sebagai Ibukota Kabupaten Barito Kuala.

    Bekantan sebagai identitas Daerah Propinsi Kalimantan Selatan ditetapkan berdasarkan SK. Gubernur No. 29 Tahun 1990. Oleh karena itu pembinaan habitat dan populasinya perlu mendapat perhatian yang baik, guna mendukung terjamin kelestariannya.

  2. KONDISI CAGAR ALAM PULAU KAGET

    1. Kondisi Awal

      Hasil inventarisasi flora dan fauna yang dilaksanakan oleh Balai KSDA V tahun 1990, menunjukkan bahwa vegetasi penutup Kawasan Cagar Alam Pulau Kaget terdiri dari beberapa jenis pohon dan tumbuhan seperti:

      1. Rambai (Soneratia casiolaris)
      2. Bakau (Rhizophora Sp.)
      3. Api-api (Avicenia Sp.)
      4. Nipah (Nipa fraticans)
      5. Bakung (Crinum asiaticum)
      6. Piai (Acrosticum aureum)
      7. Jeruju (Achantus ilicifolius)
      8. Pandan (Pandanus tectorius)

      Jenis pohon yang paling dominan ialah Rambai dengan Indeks Nilai Penting (INP) 45,1898%, Bakau dan Api-api dengan INP masing-masing 1.6232% (dominan). Binatang yang menghuni Kawasan Cagar Alam Pulau Kaget terdiri dari 10 (sepuluh) jenis yang tergolong dalam dua kelas yaitu:

      1. Mamalia
        1. Bekantan (Nasalis larvatus)
        2. Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
        3. Lutung (Presbitis cristata)

      2. Aves
        1. Betet (Psittacula alexandri)
        2. Elang Bondol (Haliadus indus)
        3. Raja Udang (Halcyon choris)
        4. Elang Laut (Inchthyophaga inchtyootus)
        5. Burung Kipas (Rhipidura javanica)
        6. Trucukan (Pynonotus goiavier)
        7. Raja Udang Paruh Bangau (Pelargopsis capensis)
        8. Bebek (Denrocygna arcuata)

      Jumlah populasi Bekantan yang ada sekitar 115 ekor dan Kera Ekor Panjang 6 ekor. Pertumbuhan pohon Rambai secara keseluruhan menunjukkan kondisi cukup baik, yang ditandai dengan daun yang menghijau dan rimbun sepanjang tahun.

    2. Kondisi Sekarang

      Keberadaan Bekantan (Nasalis larvatus) di Cagar Alam Pulau Kaget banyak mendapat perhatian dari berbagai kalangan mulai dari sejak ditetapkannya Kawasan Cagar Alam Pulau Kaget sampai saat ini. Keterkaitan antara Bekantan dengan Pohon Rambai (Soneratia casiolaris) sangat sulit dipisahkan, karena daun dan buah pohon Rambai adalah merupakan makanan utama Bekantan. Selain itu pohon-pohon Rambai menjadi tempat istirahat/tidur Bekantan diwaktu malam dan tempat bermain serta mengasuh anak.

      Pada awal Desember 1995 terjadi perubahan (penurunan) kondisi pertumbuhan beberapa pohon Rambai yang ditandai dengan terjadinya peranggasan. Dari waktu ke waktu jumlah pohon yang meranggas semakin bertambah, sehingga banyak mendapat perhatian berbagai pihak. Yang lebih menarik ialah munculnya berbagai perkiraan terhadap kemungkinan penyebab terjadinya kondisi seperti itu. Kondisi pohon-pohon Rambai yang ada sekarang ini semuanya telah meranggas.

      Hasil penelitian Fakultas Kehutanan UNLAM pada bulan Pebruari - Mei 1997 menunjukkan adanya kelebihan populasi Bekantan dari kemampuan ketersediaan daun-daun pohon Rambai sebagai makanan utama. Dari pengamatan dilapangan dijumpai 304 ekor Bekantan, 78 ekor Lutung dan 22 ekor Kera Ekor Panjang, yang semuanya mengkonsumsi daun Rambai.

      Apabila data tersebut dibandingkan dengan data Balai KSDA Wilayah V tahun 1990, ternyata populasi Bekantan mengalami kenaikan sebesar 50,9868% dalam kurun waktu selama tujuh tahun terakhir. Atau mengalami pertambahan populasi rata-rata sekitar 7,28% setiap tahun.

  3. UPAYA PENYELAMATAN BEKANTAN (Nasalis larvatus)

    Memperhatikan daya dukung habitat yang semakin menurun, Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Kalimantan Selatan bersama dengan Instansi Teknisnya telah mengambil beberapa langkah penanggulangan, guna menyelamatkan Bekantan dari ancaman kekurangan makanan yang kemungkinan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

    Langkah-langkah tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah TK. I Propinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah Daerah TK. II Barito Kuala.

    Ada dua kegiatan program yang dilaksanakan, yaitu:

    1. Program Jangka Pendek
      1. Penggiringan
      2. Evakuasi

    2. Program Jangka Panjang
      1. Penyuluhan terpadu
      2. Pembinaan/rehabilitasi habitat
      3. Penelitian

    Seluruh kegiatan tersebut telah dilaksanakan, namun sifatnya bertahap oleh karena dukungan dana yang kurang memungkinkan untuk melaksanakan secara tuntas dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar