Minggu, 22 Juni 2008

LIHUM-LIHUM

MASUK SORGA


Suatu pagi di kelas sebuah sekolah taman kanak-kanak, Bu guru bertanya kepada anak muridnya.

Bu Guru : “Siapa yang mau masuk sorga acungkan jarinya…??”

Murid : “Saya Bu Guruuuuuuuu….”

Hampir semua murid di kelas tersebut mengacungkan jarinya, namun hanya satu anak yang tidak mengacungkan jarinya. Maka bertanyalah guru tersebut.

Bu Guru : “Uccok, kenapa kamu tidak mau masuk sorga?”

Uccok : “Saya tidak mau masuk sorga Bu, saya mau masuk tentara.”

KOLAM ISTRI

Sepasang suami istri yang baru saja menikah tengah berbaring. Sang istri telah bersiap-siap untuk tidur sedangkan suaminya menyalakan lampu baca untuk membaca sebuah buku.

Pada saat tengah membaca tersebut, si suami berhenti sejenak, memasukkan tangannya ke dalam celana isterinya dan meraba-raba ‘kolam’ istrinya tersebut. Lantas ia meneruskan bacaannya. Ia kembali melakukan hal ini berkali-kali sehingga lama-kelamaan isterinya menjadi terangsang. Tak lama kemudian, istrinya bangun, duduk pada badan suaminya serta mulai membuka baju dan celananya.

Suaminya menjadi heran dengan perbuatan isterinya ini dan bertanya, “Apa-apaan ini? Kok lepas baju segala sih?”

Jawab istrinya, “Kamu memasukkan jarimu berkali-kali. Aku pikir itu adalah pemanasan dan kau ingin ‘mengajakku’ malam ini…”

“Ah, nggak sama sekali kok!”, jawab suaminya.

“Lantas, kenapa kau melakukan itu terus-menerus?”

“Aku cuma membasahkan jariku agar bisa membalik halaman pada buku yang sedang aku baca ini.”

“Kurang azaaarrr…!!!”

Selesai

BIS TINGKAT MENYERAMKAN

Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari raya Imlek akan tiba. Vivin yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir dingin. Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Vivin mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini. Vivin ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.

Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Vivin pun naik. Hanya ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Vivin terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.

Nenek itu berkata,”Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.”. Vivin terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena merasa ngeri, Vivin pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah memilih sebuah bangku yang agak jauh, Vivin duduk sambil membayangkan hal-hal yang mengerikan yang mungkin terjadi.

Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Vivin telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.

Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Vivin kembali ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Vivin pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi, Vivin naik. Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Vivin lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Vivin kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.

Nenek itu berkata,”Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.”. Vivin teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Vivin. Vivin turun dengan perasaan lega.

Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali.

Keesokan harinya, tepat pada malam Imlek, Vivin kembali diberi tugas oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama dengan sebelumnya. Vivin menunggu bis di halte sambil melihat ke sekelillingnya. Suasana kota terlihat meriah. Lampion dan hiasan berwarna warni menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Vivin naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin. Vivin melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ. Vivin lalu mendekati nenek keriput itu. Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Vivin mendahuluinya, “Nek, apapun yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Imlek dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun.”

Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Vivin lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Vivin memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang. Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa.

Akhirnya Vivin sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput di dekat tangga. Setelah bertemu, lalu Vivin bertanya, “Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?”

Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab, “Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya.”


Selesai

PREMAN NEPSONG

Ada seorang biarawati (suster) cantik dan seorang Preman yang lumayan ganteng naik bis kota bersama-sama. Preman itu sangat bernafsu melihat suster tersebut. Akhirnya ia tidak tahan dan bertanya: “Maukah suster bercinta dengan saya?”

Suster itu menjawab:
“Tidak mungkin, kan saya seorang suster, kekasih Tuhan”. Akhirnya suster itu turun dari bis…. Preman yang sadar dirinya ganteng dan jantan, merasa kecewa!.

Sopir bis yang bernama Mulyadi menguping pembicaraan itu. Mulyadi melirik pada Preman yang memang ganteng itu lalu berkata pada Preman itu:
“Kamu mau bercinta dengan suster itu? Bayar aku Rp 100.000,- , nanti saya kasih tahu rahasianya.”

Preman itu membayarnya, dan Mulyadi memberikan nasehatnya :
“Suster itu memiliki kebiasaan berdoa setiap Selasa malam di tempat suci di belakang gereja. Kamu harus berpakaian putih dan berkilau-kilau lalu berbuat seolah-olah kamu itu “Tuhan”, dan memintanya untuk bersetubuh dengan kamu.”

Preman itu setuju dan menunggu hingga Selasa malam. Memang benar suster itu datang berdoa dengan khusuk. Sehabis doa, Preman itu muncul dan berkata, “Aku akan kabulkan seluruh permintaan kamu, asalkan kamu mau bersetubuh dengan aku ?”

Suster itu menjawab, “Karena aku kekasih Tuhan, jadi aku bersedia. Tetapi agar aku tetap perawan, sebaiknya dilakukan secara anal-sex.” (suster atau biarawati memang harus perawan sepanjang hidup).

Preman itu setuju lalu terjadilah persetubuhan itu….. Dan Preman ganteng itu membuktikan keperkasaan dirinya sebagai laki-laki yang jantan.

Selesai semuanya itu, Preman itu berteriak:
“Ha.. ha… ha… aku bukan Tuhan…. Aku Preman.”

Suster itu juga berteriak:
“Ha… ha… ha… aku juga bukan suster”

“Aku adalah Mulyadi - sopir Bis”


Selesai

AJAL TIBA


Seorang yang sedang menjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja sudah dikepung sekelompok primitif yang haus darah.

“Oo… Tuhan matilah aku…”, gumamnya.

Tiba-tiba dari langit di atasnya ada kilatan cahaya, dan terdengar suara menggema:

“Tidak anakku…, ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu itu.”

Si penjelajah itu pun mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombol itu, dan memukulkan batu itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga… dan si pemimpin itu mati seketika. Dia berdiri di atas mayat si pemimpin.

Seketika itu juga 100 orang primitif itu mengepungnya dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya terbunuh. Kilatan dari langit itu muncul lagi dengan suara menggema:

“Sekarang… baru ajalmu tiba anakku…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar